INSPIRASI - Pada Zaman dahulu hiduplah dua orang pemuda, dan sebut saja mereka si Rian dan si Tono. Mereka sudah berteman sejak kecil karena senasib tidak punya orang tua. Namun keduanya pun sama-sama hidup dalam kemiskinan. Dan bedanya, si Rian adalah sosok orang yang pekerja keras yang selalu membagi rezeki atau makanannya kepada si Tono setelah bekerja seharian. Namun si Tono selalu di rumah bermalas-malas dan tidak pernah mau berkerja.
Dipagi hari mereka berdua sedang duduk dan berbincang seperti biasa di depan rumah reotnya. Si Tono mengaku sudah bosan dalam kemiskinan. Ia sedang berpikir bagaimana caranya untuk mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat dan hidup enak. Namun si Tono pun mengusulkan agar si Rian mau membantunya merampok kereta upeti kejahatan yang hampir tiap hari melewati depan rumah mereka.
si Tono punya ide. Bagai mana kalau kita coba cegat saja kereta itu. Siapa tahu mereka mau memberikan kita harta-harta mereka? ajakan si Tono. Si Rian tidak mau, lebih baik kamu berkerja daripada buang-buang waktu melakukan hal-hal yang jahat seperti itu, jawab si Rian sambil meminum kopinya.
Benar saja, tidak lama kemudian kereta upeti kerajaan itu lewat di depan rumah mereka. Namun ada suara keras benda jatuh ke tanah. Bruuuukk! Apan itu? kata si Tono dan si Rian bersamaan.
Sesampainya di luar, mereka melihat satu karung besar milik kereta upeti kerajaan jatuh di tanah. Si Rian berusaha memanggil-mangil kerta itu, dan memberi tahu barangnya ada yang jatuh. Sudahlah, percuma kamu panggil mereka. Mereka tidak akan dengar teriakanmu. Ini mungkin sudah jadi rejeki kita, kata si Tono sambil menggeret karung yang berat itu ke dalam rumahnya.
Alangka terkejutnya mereka setelah membawa karung itu ke serambi rumah. Ternyata karung itu berisi banyak koin-koin emas. Si Rian menyarankan agar mengembalikan karung itu ke kerajaan, namun si Tono langsung menolaknya. Kita harus kembalikan koin-koin emas ini. Ini kan bukan milik kita, ini bukan hak kita, kata si Rian.
Ah, kamu polos banget sih. Ini jels-jelas rezeki kita kok, jawab ketus si Tono. Namun si Tono yang sudah gelap mata kemudian berlari kecil ke dapur. Rupanya dia mengambil pisau dan langsung menusukannya ke punggung si Rian yang sedang membuangkus karung itu. Si Rian langsung tersungkur di serambi rumahnya bersimbah banyak darah. "Mampus kau". Sudah saatnya aku hidup enak dan kaya raya dengan koin emas ini, kata si Tono.
Tidak lama kemudian, rupanya suidah banyak pasukan kerajaan yang mengepung rumah mereka. Pasukan-pasukan itu menyusuri jalan sambil memeriksa rumah-rumah yang bisanya dilewati keteta kuda. Si Tono berusaha kabur lewat belakang rumah sambil menjinjing karung berat itu. Namun sayang, banyaknya pasukan kerajaan tidak sulit untuk menangkap si Tono dengan cepat. Si Tono pun dibawa ke kerajaan dan dijebloskan ke penjara.
Di dalam paenjara, si Tono menjadi murung dan pendiam. Ia tidak pernah mau makan dan jarang tidur. Ia menyesal karena telah memperlakukan si Rian seperti itu. Ia baru sadar jika mencuri bukan jalan yang baik untuk menjadi kaya raya. Sebulan kemudian, tidak disangka datanglah si Rian menegok si Tono di dalam penjara. Berapa kagetnya si Tono melihat si Rian masih segar bugar.
Astaga, kamu kok belum mati? kata si Tono dari balik penjara sambil menitikkan air mata. Tuhan menyelamatkanku. Setelah kau tusuk aku, tetangga sekitar membantuku dan mengobatiku, ujar si Rian sambil tersenyum.
Tidak lama kemudian, datanglah beberapa ajudan kerajaan mendatngi mereka berdua. Rupanya si Rian sudah bertemu dengan sang raja meminta si Tono dimaafkan dan dilepaskan. Dengan permohonan itu dikabulkan karena sang raja memang baik hati. Si Tono pun akhirnya keluar dari penjara. Mereka berdua langsung bergegas kembali ke rumah mungilnya itu.
Betapa malu dan sedihnya hati si Tono. Ternyata si Rian tidak membencinya meski ia telah mencoba membunuhnya. Sejak saat itu, si Tono akhirnya berubah menjadi orang yang baik hati. Si tono yang dulunya males-malesan kini rajin berkerja. Si Rian bekerja di pasar, dan sedangkan si Tono berburu di hutan.
Nah, apa yang bisa anda ambil dari kisah di atas?
Dengan hidup berdampingan dengan orang lain harus lah saling tolong-menolong. Apabila anda orang baik, teruslah berbuat baik, jangan peranah membalas kejahatan yang dilakukan orang lain. Apabila anda orang yang jahat, mulailah berbuat baik. Karena setiap orang pasti bisa belajar dari keselahan atau kebaikan orang lain yang dilakukan oleh anda.
Posting Komentar