INSPIRASI - Hati nurani adalah bagian terdalam atau bisa dikatakan hati kita. Nah, Hati disini yang dimaksud bukanlah organ tubuh fisik kita yang disebut juga sebagai (liver) Hati yang dimaksudkan disini yaitu pusat perasaan yang terdapat perasaan halus kita yang berada di tengah rongga dada kita. Nah, mungkin beragam pertanyaan mulai muncul dalam fikiran kamu. Bagaimana caranya? Bagai mana kamu dapat mendengarkan hati nurani kamu? Bagaimana kamu dapat mengikuti hati nurani kamu? Bagaimana kamu dapat membirakan hati nurani menjadi nahkoda dalam diri dan hidup kamu?
Sebelum mempelajari bagaimana kita dapat mendengar dan memberikan hati nurani menjadi nahkonda dari diri dan hidup kita, kita harus mundur selangkah terlebih dahulu. Mari kita melihat terlebih dahulu penyebab mengapa hati nurani banyak orang tidak dapat berfungsi dengan baik, Walaupun sebelumnya hati nurani adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup kita.
1. Mempelajari Tentang Hati Nurani
Secara umum dapat dikatakan bahwa dengan belajar manusia dapat menjadi pandai, membutuhkan pelajaran dan pelatihan untuk dapat menjadi pandai dalam sebuah hal. Tetapi apabila kita teliti, dalam hal-hal yang kita pelajari tentang hati nurani hanya berhubungan dengan cerita-cerita mengenai hati nurani terebut. Kita mendengarkan dan mempelajari mengenai betapa pentingnya hati nurani, atau betapa pentingnyamendengarkan dan mengikuti hati nurani kita, tetapi sebelum kita dapat mendengar dan mengikuti hati nurani kita, hati nurani harus sudah aktif dan kuat terlebih dahulu. Namun selama ini tidak ada yang mengajarkan bagaian cara mengktifkan dan menguatkan hati nurani ini.
Apabila selama ini kita tidak tahu atau tidak pasti apakah apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang baik dimata Tuhan atau tidak, dengan aktifnya hati nurani, kita akan tahu dan selalu melakukan hal-hal yang terbauik dalam hidup ini.
2. Hati Belum Terbuak
Apabila disini kita berbicara tentang emosi negatif, dan kita tidak berbicara mengenai penilaian di mata manusia. Jadi, walaupun seseorang sudah dapat mengendalikan emosi dan sifat negatif sedemikian baiknya sehingga dia tidak menunjukkan sedikitpun emosi atau pun sifat negatif di wajah atau pun di gerak tubuh lainya. Ia hanya telah dapat mengendalikannya, dan sehingga tidak terlihat oleh manusia. Ingatlah, Bukan apa yang terlihat yang paling penting, tetapi apa yang ada dihatilah yang paling utama
3. Hati Nurati Belum Aktif
Hati nurani yang telah lama tekurung sekian lama di dalam hati yang tertutup, perlahan-lahan menjadi pasif. Jadi sekiranya hati sudah dibuka pun, kamu masih belum bisa menggunakan hati nurani kamu secara langsung. Kamu harus mengaktifkan hati nurani kamu terlebih dahulu. Setelah hati nurani kamu mulai aktif, kamu masih harus melatih hati nurani agar dapat melawan tekanan dan batasan-batasan yang selama ini telah dibuat oleh otak.
4. Otak Terlalu Dominan
Otak adalah bagian dari tubuh fisik dan terhubung langsung dengan tubuh fisik. Dan selama ini otak kita sudah terbiasa menggunakan otak kita sehingga mengalahkan hati kita. Dengan demikian otak menjadi sangat dominan. Oleh sebab itu di butuhkan pengertian atau kesungguhan untuk dapat mengurangi dominasi otak dan memberikan kesempatan kepada hati nurani untuk dapat menjadi nahkoda bagi diri dan hidup kita.
5. Mementingkan Diri Sendiri
Dalam hati nurani kebanyakan orang memang pasif dan terkurung di dalam hati yang mempunyai banyak kotoran. Tetapi sebenarnya hati nurani masih tetap berusaha untuk berkerja. Dengan hati nurani pada setiap manusia pasti pernah berkerja, setidaknya untuk beberapa kali dalam hidupnya. Khususnya apabila seseorang sedang berhadapan dengan sesuatu yang sangat penting dimana godaan yang menjauhkan dirinya dari Tuhan sangat kuat. Disaat seseorang menghadapi sesuatu yang sangat jelek dan dapat menjauhkan dari Tuhan, dengan hati nurani akan memberontak sekuatnya dari semua hambatan dan memberi peringatan kepada kita. Hati nuranai tidak mau memberikan kita terjerumus dan manjahu dari Tuhan.
Karena terlalu mementingkan diri sendiri, banyak manusia yang tidak menghiraukan hati nuraninya. Dengan otaknya, hati nurani ditekan sehingga makin sulit untuk berperan. Setiap kali otak berhasil mengalahkan hati nurani, dalam hati nurani menjadi semakin lemah. Lama-kelamaan hati nurani akan menjadi tidak aktif gara-gara seseorang mementingkan dirinya sendiri.
Posting Komentar